Rabu, 04 November 2015

Kebudayaan Bacson-Hoabinh dan Kebudayaan Dongson

1.    Kebudayaan Bacson-Hoabinh

           Kebudayaan Bacson-Hoabinh diperkirakan berasal dari tahun 10.000 SM-4000 SM, kira-kira tahun 7000 SM.  Kebudayaan ini berlangsung pada kala Holosen. Awalnya masyarakat Bacson-Hoabinh hanya menggunakan alat dari gerabah yang sederhana berupa serpihan-serpihan batu tetapi pada tahun 600 SM mengalami perubahan dalam bentuk batu-batu yang menyerupai kapak yang berfungsi sebagai alat pemotong. Kebudayaan Bacson-Hoabinh ini diperkirakan berkembang pada zaman Mesolitikum.

        Penyebaran kebudayaan Bacson-Hoabinh bersamaan dengan perpindahan ras Papua Melanesoid ke Indonesia melalui jalan barat dan jalan timur (utara). Ras Papua ini hidup dan tinggal di gua-gua (abris sous roche) dan meninggalkan bukit-bukit kerang atau sampah dapur (kjokkenmoddinger). Ras Papua Melanesoid sampai di Nusantara pada zaman Holosen. Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah jadi Kjokkenmoddinger arti sebenarnya adalah sampah dapur. Dalam kenyataan Kjokkenmoddinger adalah timbunan atau tumpukan kulit kerang dan siput yang mencapai ketinggian 7 meter dan sudah membatu/menjadi fosil.  Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatera yakni antara Langsa dan Medan. Tahun 1925 Dr. P.V. VanStein Callenfels melakukan penelitian di bukit kerang tersebut dan hasilnya banyak menemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan chopper (kapak genggam Palaeolithikum). Kapak genggam yang ditemukan di dalam bukit kerang tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatera (Sumatralith) sesuai dengan lokasi penemuannya yaitu di pulau Sumatera. 


hasil kebudayaan Bacson-Hoabinh :
                                                         Kapak genggam
                                                              Kyokkenmodinger
                                             Kapak dari tulang dan tanduk

2. Kebudayaan Dongson

               Kebudayaan perunggu Asia Tenggara biasa dinamakan kebudayaan Dongson, menurut nama tempat penyelidikan pertama di daerah Tonkin penyelidikan menunjukkan bahwa di sana pusatnya kebudayaan perunggu Asia Tenggara. Di sana ditemukan segala macam alat-alat perunggu dan nekara, alat-alat dari besi dan kuburan-kuburan zaman itu. Di sana juga ditemukan bejana yang serupa dengan yang ditemukan di Kerinci dan Madura. Di Tonkin lengkap terdapat keseluruhan kebudayaan perunggu.

        Kebudayaan logam Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayaan logam Indonesia memang termasuk satu golongan dengan kebudayan logam Asia yang berpusat di Dongson itu. Dari pangkal inilah datangnya gelombang kebudayaan logam ke negeri kita melalui jalan barat lewat Malaysia Barat. Dengan demikian maka nenek moyang bangsa Indonesia datang kemari dalam dua ambalan:
1.      Dalam jaman neolithikum, sejak kurang lebih 2000 tahun sebelum masehi
2.      Dalam jaman perunggu, sejak kurang lebih 500 tahun sebelum masehi

                  Mengenai umur kebudayaan Dongson itu, mula-mula Victor Goloubew (penyelidik pertama) berpendapat bahwa kebudayaan perunggu itu berkembangnya sejak abad pertama sebelum Masehi. Pendapatnya berdasarkan atas penemuan berbagai mata uang Tionghoa jaman Han (sekitar tahun 100 sebelum Masehi) yang didapatkan di kuburan-kuburan di Dongson.


hasil kebudayaan Dongson :
                                                         Bejana Perunggu
                                                         Arca dari perunggu
                                                               Nekara


Selasa, 03 November 2015

MASA PRAAKSARA


Masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan, disebut zaman prasejarah atau zaman Nirleka.
Bukti adanya zaman prasejarah :       a. Fosil, adalah sisa makhluk hidup yang telah membatu
b. Fosil Pandu, adalah fosil yang ditemukan para ahli   yang digunakan untuk memberi petunjuk mengenai kehidupan manusia purba. Fosil Pandu disebut juga Leit Fosil
c. Artefak, yaitu peninggalan masa lampau berupa alat kehidupan atau hasil budaya yang terbuat dari batu, tulang, kayu atau logam.

Sedangkan masa sejarah adalah masa setelah manusia setelah manusia mengenal tulisan, yang bisa dalam bentuk prasasti (kulit, logam, batu, daun, kayu, dinding), dokumen, dll.
Manusia yang hidup pada masa ini adalah :
a.      Pithecanthropus adalah fosil manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia. Pithecanthropus di kelompokan menjadi 3 bagian yaitu : Pithecanthropus Erectus, Pithecanthropus Mojokertensis, & Pithecanthropus Soloensis. Ciri – cirinya :
a)      Tinggi tubuhnya kira – kira 165 – 180 cm
b)      Badan tegap, namun tidak setegap Meganthropus.
c)       Tonjolan kening tebal dan melintang sepanjang pelipis.
d)      Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus.
e)      Volume otaknya sekitar 900 cc.
f)       Hidung lebar dan tidak berdagu.
g)      Makanan bervariasi, yaitu tumbuhan dan daging hewan buruhan. 

b.      Homo adalah fosil yang di temukan paling muda di bandingkan fosil – fosil purba lainnya.  Contoh fosil – fosil homo yang di temukan di Indonesia adalah Homo Erectus (manusia berjalan tegak), Homo Sapiens (manusia cerdas / bijaksana), Homo Soloensis(manusia dari Solo), Homo Wajakensis(manusia dari Mojokerto).  Fosil ini berumur antara 25.000 – 40.000 tahun. Ciri – cirinya adalah :
a)      Tinggi tubuh 130 – 210 cm
b)      Volume otak lebih berkembang dari pada Pithcanthropus dan Meganthropus.
c)       Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut.
d)      Tonjolan kening sudah berkurang dan sudah berdagu
e)      Mempunyai ciri – ciri ras Mongoloid dan Austromelanosoid



ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN MANUSIA  PADA MASA PRAAKSARA
A.   Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan (Pithecanthropus-Homo Sapines)
Pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, manusia sudah mulai membuat alat-alat yang terbuat dari batu yang masih kasar, tulang, dan kayu sesuai dengan kebutuhan manusia tersebut. Gambar alat yang dibuat manusia pada saat masa berburu dan mengumpulkan makanan adalah sebagai berikut :

B.   Masa Bercocok Tanam (Homo sapines, ras Mongoloid dan Austromelanesoid)
Pada masa bercocok tanam, manusia telah berkembang dengan membuat barang dari bahan batu yang lebih halus. Gambar alat yang dibuat manusia pada saat masa bercocok tanam adalah sebagai berikut :

C.   Masa Perundagian (ras Australomelanesoid dan Mongoloid)
Pada masa perundingan merupakan puncak Prasejarah Indonesia, pada masa ini manusia telah mengalami banyak kemajuan manusia telah membuat barang dari bahan logam. Tetapi karena terbatasnya bahan logam di Indonesia maka tidak sedikit manusia yang masih membuat alat-alat kebutuhan hidup yang terbuat dari bahan kayu dan batu. Contoh alat-alat yang dibuat manusia pada masa perundingan sebagai berikut :






Di bawah ini adalah corak kehidupan pada masa zaman praaksara :

1.
Masa Berburu & Mengumpulkan Makanan
(Food Gathering)
1) Hidup degan bergantung pada kondisi alam
2) Memburu hewan – hewan tinggal di tepi sungai (kerbau, kuda, banteng, rusa, monyet)
3) Mengumpulkan ubi, keladi, daun –
daunan, & buah – buahan, sebagai bahan makanan.
4) Tinggalnya di gua – gua, ceruk (gua di tebing – tebing) yang tidak jauh dari sumber mata air (di dekat sungai)
5) Membuat peralatan dari batu yang masih kasar, tulang & kayu disesuaikan dengan keperluannya seperti mebuat kapak perimbas : kapak  , alat – alat serpih, & kapak genggam.
6) Membuat api dengan menggosokkan antara 2 batu, yang dapat digunakan untuk memasak & penerangan pada malam hari.
7) Tepat tinggalnya berpindah – pindah (nomaden) 
8) Manusia yang hidup pada masa ini adalah sejak Pithecanthropus (manusia kera yang tegak) sampai Homo Sapien.
9) Menggunakan kulit sebagai pakaian, sedangkan daginganya dimakan.
2.
Masa Bercocok Tanam
1. Memenuhi kebutuhan hidup denagn memanfaatkan hutan belukar untuk dijadikan ladang, sebagai lahan untuk pertanian.
2. Hidupnya mulai menetap disuatu tempat.
3. Mulai memelihara hewan & tumbuhan.
4. Tetap melakukan perburuan & penangkapan ikan, untuk memenuhi kebutuhan proteinnya.
5. Meninggalkan berladang berpindak untuk bertani.
6. Dapat membuat peralatan yang lebih halus, karena melalui proses pengasahan.
Dan sudah mengenal pembuatan gerabah. Alat – alatnya berupa beliung persegi, kapak lonjong, alat – alat pemukul dari kayu & mata panah. 
7. Menbuat suatu perknpungan dengan mendirikan rumah panggung, untuk menghindari binatang buas.
8. Menjunjung tinggi kebersamaan & gotong royong.
9. Pengobatan dilakukan oleh dukun – dukun.
10. Perdagangan bersifat barter.
Barter adalah kegiatan tukar – menukar barang. Yang dipertukarkan saat itu adalah hasil bercocok tanam,  kerajinan tangan (gerabah, beliung), garam & ikan. 
11. Manusia yang hidup pada masa ini adalah Homo Sapiens, baik ras Mongoloid maupun ras Austromelanesoid.    
3.
Masa Perundagian
1. Manusia yang hidup pada masa ini adalah ras Mongoloid & ras Austromelanesoid.
2. Hidup di daerah desa, pegunungan, dataran rendah, & tepi pantai
3. Hidupnya teratur & terpimpin
4. Mulai dikenal pengolahan logam
5. Adanya hamparan pertanian yang luas
6. Sudah ada pembagian tugas yang jelas sesuai keahlian
7. Masyarakat tersusun atas kelompok besar : petani, pedagang, perajin
8. Membentuk adat istiadat yang dilakukan secara turun – temurun
9. Hubungan disekitar nusantara terjalin erat
10. Peninggalannya menunjukan keaneka ragaman & kekayaan budaya Indonesia, seperti benda seni, peralatan hidup, & upacara menunjukan budaya saat itu sudah tinggi        

Selasa, 01 September 2015

FLORA DAN FAUNA

A. Persebaran Flora di Indonesia

Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
        Flora di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua kelompok besar, yaitu (1) Indo-Malayan dan (2) Indo-Australian. Kelompok pertama meliputi kawasan Indonesia Barat. Pulau-pulau yang masuk ke dalam kelompok Indo-Malayan ini adalah Kalimantan, Sumatra, Jawa, dan Bali. Kelompok kedua meliputi tumbuhan yang berada kawasan Indonesia Timur. Pulau-pulau yang termasuk dalam kawasan Indo-Australian ini adalah Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

       Berbagai jenis flora di Indonesia telah dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, baik sebagai bahan untuk membuat alat rumah tangga, bahan bangunan, bahan makanan, dan lain-lain. Sebagai contoh, rotan dimanfaatkan sebagai bahan utama pembuatan kursi, meja, dan perabotan rumah tangga lainnya. Berbagai jenis kerajinan telah dihasilkan oleh masyarakat dengan memanfaatkan bahan dari rotan. Sentra penghasil produk kerajinan tersebut telah banyak berkembang di daerah-daerah tertentu, misalnya di Cirebon dan daerah-daerah lain di Pulau Jawa.

B. Persebaran Fauna di Indonesia


Keragaman Flora dan Fauna di Indonesia
      Menurut coraknya, fauna Indonesia dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu (1) fauna bagian barat, (2) fauna bagian tengah, dan (3) fauna bagian timur. Garis yang memisahkan fauna bagian Barat dan Tengah dinamakan garis Wallace, sedangkan garis yang memisahkan fauna bagian Tengah dan Timur dinamakan Garis Weber. Fauna bagian barat memiliki ciri seperti halnya fauna Asia sehingga yang disebut tipe Asiatis (Asiatic). Fauna bagian timur memiliki ciri yang mirip dengan fauna yang hidup di Benua Australia yang disebut tipe Australis (Australic).

      Fauna bagian tengah merupakan fauna peralihan yang cirinya berbeda dengan fauna Asiatis maupun Australis. Fauna bagian tengah memiliki ciri tersendiri yang tidak ditemukan di wilayah lainnya di Indonesia. Fauna tipe ini disebut dengan fauna endemis.

1) Fauna Indonesia Bagian Barat


     Fauna Indonesia bagian Barat (tipe asiatis) mencakup wilayah Jawa, Sumatra, Bali, dan Kalimantan. Mamalia yang berukuran besar banyak ditemui di wilayah ini seperti gajah, badak bercula satu, banteng, macan, tapir, kerbau, rusa, orang utan, monyet, babi hutan, bekantan, dan lain-lain. Selain mamalia, di wilayah ini juga banyak ditemui reptil seperti ular,  kadal, tokek, buaya, tokek, biawak, bunglon, kura-kura, dan trenggiling. Berbagai jenis burung yang dapat ditemui di daerah ini diantaranya adalah burung hantu, elang, merak, gagak, jalak, kutilang, dan berbagai macam unggas. Berbagai macam ikan air tawar seperti pesut dapat ditemui di wilayah ini. Pesut adalah ikan sejenis lumba-lumba di Sungai Mahakam.


2) Fauna Indonesia Tengah atau Tipe Peralihan


         Fauna Indonesia Tengah merupakan tipe peralihan (tipe peralihan). Wilayah fauna Indonesia Tengah disebut juga wilayah fauna kepulauan Wallace, mencakup Sulawesi, Timor, Maluku, dan Nusa Tenggara serta sejumlah pulau kecil yang berada di sekitar pulau-pulau tersebut. Fauna yang menghuni wilayah ini antara lain babi rusa, anoa, kuda, sapi, monyet saba, beruang, ikan duyung, kuskus, monyet hitam, tarsius, sapi, dan banteng. Selain itu juga terdapat amfibi, reptil, dan berbagai jenis burung. Reptil yang terdapat di daerah ini di antaranya biawak, buaya, komodo, dan ular. Berbagai jenis burung yang terdapat di wilayah ini di antaranya maleo, mandar, raja udang, burung dewata, rangkong, dan kakatua nuri.

3) Fauna Indonesia Bagian Timur


     Fauna Indonesia bagian Timur (tipe australic) tersebar di wilayah Halmahera, Papua, dan Kepulauan Aru. Fauna pada daerah tersebut berupa mamalia antara lain beruang, kangguru, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, kangguru pohon, pemanjat berkantung (oposum layang), dan kelelawar. Di wilayah ini, tidak ditemukan kera. Di samping hewan-hewan mamalia tersebut, terdapat juga reptil seperti buaya, biawak, ular, kadal. Berbagai jenis burung yang ditemui di wilayah ini antara lain burung kasuari, cenderawasih, nuri, raja udang, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit.

KENAMPAKAN ALAM DAN AKTIVITAS PENDUDUK INDONESIA

´Dataran Rendah         

Dataran Rendah adalah bagian dari permukaan bumi dengan letak ketinggian 200 m di atas permukaan air laut.

Contoh Dataran Rendah :

1.Dataran rendah Surakarta di Jawa Tengah.

2.Dataran rendah Madiun di Jawa Timur.

3.Dataran rendah pantai timur di Sumatera.

4.Dataran rendah pantai utara di Jawa Barat.

5.Dataran rendah pantai selatan di Kalimantan.

Aktivitas penduduk di daerah dataran rendah :

ØPemukiman  

ØPertanian (Padi)

ØPerkebunan (Tebu,Kelapa Sawit,Karet)

ØPerdagangan

ØPeternakan

´Bukit         

Bukit adalah bagian dari permukaan bumi yang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya dengan ketinggian kurang dari 600 m di atas permukaan air laut.

Contoh Bukit :

1.Bukit Pasai di Aceh

2.Bukit Miinangkabau di Provinsi Sumatera Barat

3.Bukit Kerinci di Provinsi Sumatera Barat

4.Bukit Barisan di Bengkulu

5.Bukit Sumedang di Jawa Barat

Aktivitas penduduk di daerah bukit :

ØPertanian (Padi,Umbi-umbian,Palawija)

ØPerkebunan (Buah-buahan)

´Dataran Tinggi           

Dataran Tinggi adalah daerah datar yang memiliki ketinggian lebih dari 400 m di atas permukaan air laut.

Contoh Dataran Tinggi :

1.Dataran Tinggi Alas di Provinsi Aceh

2.Dataran Tinggi Dieng di Provinsi Jawa Tengah

3.Dataran Tinggi Priangan di Jawa Barat

4.Dataran Tinggi Tengger di Provinsi Jawa Timur

5.Dataran Tinggi Wajo di Sulawesi Selatan

Aktivitas penduduk di wilayah dataran tinggi :

ØPertanian (Padi)

ØPerkebunan (Tomat,Cabai,Teh)

ØPariwisata


´Gunung        

Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitar nya ketinggiannya lebih dari 600 m di atas permukaan air laut.

Contoh Gunung :

1.Gunung Marapi di Sumatra Barat

2.Gunung Merbabu di Jawa Tengah

3.Gunung Bukit Raya di Kalimantan Tengah

4.Gunung Rantekombala di Sulawesi Selatan

5.Gunung Gamalama di Maluku Utara

Aktivitas penduduk di wilayah gunung :

ØPerkebunan (Sayur-sayuran,Buah-buahan)

ØPariwisata

ØPertanian (Padi)

ØPermukiman


´Pantai 

Pantai adalah sebuah bentuk geografis yang terdiri dari pasir, dan terdapat di daerah pesisir laut. Daerah pantai menjadi batas antara daratan dan perairan laut. Panjang garis pantai ini diukur mengeliling seluruh pantai yang merupakan daerah teritorial suatu negara.

Contoh Pantai :
1.Pantai Kuta di Bali

2.Pantai Losari di Sulawesi Selatan

3.Pantai Indrayanti di Yogyakarta

4.Pantai Ancol di Jakarta

5.Pantai Korem di Papua

Aktivitas penduduk di wilayah pantai:

ØNelayan

ØPertanian (Padi)

ØPerkebunan (Kelapa)

ØPariwisata


´Lembah 

Lembah adalah wilayah bentang alam yang dikelilingi oleh pegunungan atau perbukitan yang luasnya sampai beberapa kilometer persegi. Lembah dapat terbentuk dari beberapa proses geologis.

Contoh Lembah :

1.Lembah Baliem di Papua

2.Lembah Cilengkrang di Jawa Barat

3.Lembah Harau di Sumatra Barat

4.Lembah Sangiran di Jawa Tengah

5.Lembah Anai di Riau

Aktivitas penduduk di wilayah lembah :

ØPerkebunan (Buah-buahan)

ØPertanian (Padi,Palawija)


´Teluk 

Teluk adalah tubuh perairan yang menjorok ke daratan dan dibatasi oleh daratan pada ketiga sisinya. Oleh karena letaknya yang strategis, teluk banyak dimanfaatkan sebagai pelabuhan.Teluk adalah kebalikan dari tanjung, dan biasanya keduanya dapat ditemukan pada suatu garis pantai yang sama.

Contoh Teluk : 

1.Teluk Cenderawasih di Irian

2.Teluk Tomini di Sulawesi

3.Teluk Bone di Sulawesi.

4.Teluk Bayur di Sumatra.

5.Teluk Pacitan di Jawa Timur.

Aktivitas penduduk di wilayah teluk :

ØNelayan

ØPertambakan